Sebenarnya, mengukur ketebalan lapisan batuan gak butuh ilmu kebumian, apalagi ilmu nujum... Cukup punya basic ilmu trigonometri lalu pakai nalar sedikit, voila! Ketahuan sudah true depth-nya.
Tapi, ketebalan “sesungguhnya” kayak bagaimana sih ? Sekarang, coba ambil buku terdekat di sekitarmu dan sebuah penggaris. Ukur tebalnya. Pastinya, kamu akan menempatkan penggaris itu dalam posisi lurus, seperti yang diilustrasikan pada gambar berikut.
Bagaimana kalau penggaris itu miring seperti ini?
Hasil yang terbaca adalah ketebalan semu.
Lapisan batuan pun begitu; kamu harus mengukur ketebalan yang tegak lurus dari dasar/atas lapisan.
Masalahnya, sering ahli geologi berjalan-jalan di bukit lalu menemukan singkapan batuan yang terpotong miring sehingga ketebalan yang diukur adalah ketebalan semu. Tidak ada data lain kecuali strike dan dip batuan, serta kemiringan lereng bukit (slope). Padahal, data ketebalan asli super duper vital dalam mencari sumber batubara, misalnya, sehingga potensi ekonominya (berapa kg batubara yang bisa dihasilkan) dapat diketahui sebelum mulai mengeksplorasi. Gimana dong?
{untuk mengingatkan:
dip adalah sudut kemiringan lapisan batuan diukur dari bidang horizontal. Lambang: d
Slope berarti sudut kemiringan lereng diukur dari bidang horizontal. Lambang: s
Tebal sesungguhnya dilambangkan dengan t. Tebal semu dilambangkan dengan w.
Semua pengukuran ini mengasumsikan bahwa “pemotongan” tegak lurus strike (dengan kata lain, true dip-lah yang dipakai).
Lebih jauh tentang dip dan strike ada di artikel Aku Peta.. Aku Peta... Aku Peta Geologi!}
Kasus #1 : dip lapisan searah dengan slope, Dip > Slope
Kasus #3 : dip lapisan berlawanan dengan slope, Dip > Slope
Kasus #5 : Lapisan Horizontal
Gampang ‘kan?
mengetahui searah atau tidaknya dari databagaimna?
ReplyDeleteLihat arah strike dan lintasan
ReplyDeleteAkan kelihatan searah, tegak lurus atau miring thd lapisan